Jenis-jenis sumberdaya alam atama yang biasa dimanfaatkan oleh warga Desa Tanjung Beringin adalah sumberdaya hutan baik kayu maupun non kayu. Kayu biasa diakses masyarakat dari hutan untuk keperluan membangun dan merehabilitasi rumah tempat tinggal. Untuk membangun satu rumah yang berukuran 5×7 m2 dibutuhkan kayu sebanyak 10 m3 dan rotan sebanyak 3 m3. Untuk memperoleh kayu sebanyak 10 m3 dibutuhkan pohon sebanyak 3 batang.
Rotan juga merupakan jenis sumberdaya hutan yang memiliki fungsi penting bagi warga desa. Di samping sebagai bahan bangunan, rotan juga merupakan sarana untuk memagar sawah guna menghindari serangan hama terutama babi dan mengamankan sawah dari gangguan ternak kerbau yang dikelola dengan sistem ternak lepas. Saat ini keberadaan rotan sudah semakin langka sehingga warga sudah tidak bisa memagar sawah dan hal ini menjadi salah satu penyebab sawah tidak diolah warga sejak dua tahun terakhir ini. Di samping rotan, sejak dulu masyarakat juga sudah memanfaatkan berbagai hasil hutan non kayu. Berikut ini dapat dilihat beberapa jenis hasil hutan non kayu yang dimanfaatkan warga dulu dan sekarang serta pola pemanfaatannya.
No | Produk Hutan
Non Kayu |
Pengalaman Memanfaatkan
(Produk yang Dimanfaatkan) |
Pola Pemanfaatan (%) | ||
Dulu | Sekarang | Konsumsi | Komersial | ||
1 | Rotan | Batangnya sebagai bahan dasar untuk membuat ambung, keranjang, tapan (tempat ikan) , kiding, dan untuk pengikat pagar | Batangnya sebagai bahan dasar untuk ambung, keranjang, tapan (tempat ikan) , kiding, dan untuk pengikat pagar | 100 | 0 |
2 | Jernang | Lateknya digunakan untuk cat kuku, obat luka, hiasan/ pewarna anyaman | Lateknya digunakan untuk cat kuku, obat luka, hiasan/ pewarna anyaman | 5 | 95
(Produk di jual dalam bentuk setengah jadi. Dijual ke Bangko dengan harga Rp 476.000/kg |
3 | Manau | Batangnya digunakan untuk membuat jembatan, lukah, dan kincir | Batangnya digunakan untuk membuat kaki kursi dan pemukul beduk | 10 | 90
(Produk dijual dalam 3 kategori. S = Rp 1000 M = Rp 3000 Up Doble = Rp 8000 Semua kategori dengan panjang 3 meter) |
5 | Sembung | Batangnya digunakan untuk membuat kincir | Batangnya untuk dijual | 0 | 100
(harganya lebih murah daripada manau) |
7 | Madu | Obat luka bakar, untuk ibu habis melahirkan, untuk kesehatan | Sekarang sudah jarang ada, tapi kalau ada madu dimanfaatkan untuk dijual, Obat luka bakar, untuk ibu habis melahirkan, untuk kesehatan | 20 | 80 |
8 | Kepayang /
Semaung |
Minyaknya untuk minyak makan | Minyaknya untuk minyak makan | 100 | 0 |
11 | Bambu | Batangnya digunakan untuk membuat pagar dan kerajinan anyaman | Batangnya digunakan untuk membuat pagar | 100 | 0
(Dulu pernah dibuat anyaman kursi/meja tapi tidak laku Karen kalah bersaing sehingga tidak diteruskan lagi) |
12 | Damar | Resinnya untuk lilin penerangan dan dempul perahu | Resinnya untuk dempul perahu | Hanya sebagian kecil/sedikit yang dikonsumsi | Lebih banyak di jual dengan harga Rp 1.000 s.d. Rp 1.500 |
13 | Kemenyan | Resinnya digunakan sebagai bahan obat | Resinnya digunakan sebagai bahan obat | 100 | 0 |
31 | Gambir | Resinnya untuk bahan obat | Resinnya untuk bahan obat | 100 | 0 |
Hasil-hasil hutan non kayu sebagaimana disebutkan di atas sudah banyak yang tidak dimanfaatkan oleh warga karena keberadaannya yang sudah semakin langka dan sulit diperoleh. Kondisi ini mendorong warga untuk mencoba memikirkan pengembangan hasil non hutan non kayu yang biasa mereka manfaatkan terutama untuk menopang pemenuhan kebutuhan mereka. Berikut jenis-Jenis produk hutan non kayu yang bernilai ekonomi yang memungkinkan untuk dikembangkan baik yang ada di desa maupun diintrodusir dari luar.
No | Produk Hutan non Kayu | Produk yang bernilai ekonomi | Kebutuhan Pengembangan | Masalah Pengembangan | Langkah Alternatif |
1 | Jernang | Buah (getah yang ada di buah) | Perlu dibudidayakan sebagai sumber penghasilan masyarakat | Warga tidak mengetahui bagaimana teknik dan cara budidaya Jernang. Sepengetahuan warga bahwa
jenang tidak boleh diperjualbelikan karena kalau ketahuan polisi bisa ditangkap
|
Pernah mencoba melakukan budidaya, anaknya di ambil ditanam di rumah tetapi mati dan tidak tumbuh. Bijinya di tanam juga tidak berhasil tumbuh |
2 | Gambir | Getah pohon | Perlu dibudidayakan sebagai sumber penghasilan masyarakat | Warga tidak mengetahui bagaimana teknik dan cara budidaya Gambir | Belum ada |
3 | Karet | Getah pohon | Butuh sarana transportasi yang baik | Lokasi desa yang jauh dan jalur tata niaga karet yang panjang membuat harga karet di tingkat petani sangat murah (harga Rp 700 s.d. 900 per Kg)
Hanya berbeda sedikit dari sawit yaitu Rp 400 per Kg) |
Pembangunan jalan produksi melalui program PNPM dan swadaya |
4 | Gaharu | Getahnya | Butuh pendampingan teknik budidaya mulai dari penanaman hingga pemanenean dan pasca panen gaharu | Saat ini masyarakat sudah mencoba memanen getah gaharu, namun jarang mendapatkan hasil (tidak mendapatkan getahnya) | Belum ada cara lain yang dicoba supaya masyarakat bisa memanen getah gaharu |
5 | NIlam | Minyaknya | Butuh pengembangan keterampilan teknik budidaya dan pengolahan/cara penyulingan nilam | Tidak mengetahui cara dan teknik pasca panen nilam | Perlu penyuluhan cara penyulingan dan pengolahan |