Pos

Ringkasan  Eksekutif

Suku Anak Dalam (SAD) merupakan salah satu kelompok masyarakat terasing yang ada di Indonesia yang sudah sejak lama hidup dan mengembara dalam kawasan hutan Bukit Dua Belas di Propinsi Jambi. Upaya untuk mendorong perubahan kualitas hidup SAD sudah dilakukan banyak pihak yang dikemas dalam bentuk pelaksanaan berbagai program pemberdayaan dan bantuan sosial untuk SAD PT. SAL 1 merupakan salah satu perusahaan yang sejak lama turut berperan dalam menggerakkan terjadinya perubahan dalam kehidupan orang rimba melalui berbagai program CSR dan bantuan sosial yang diberikan untuk SAD. Kendatipun demikian, secara selintas belum tampak perubahan yang signifikan dalam kehidupan SAD bahkan dari beberapa riset yang telah dilakukan terhadap SAD terungkap fakta-fakta dimana SAD semakin dihadapkan pada berbagai masalah dalam bertahan hidup dan dalam melangsungkan proses kehidupan sosialnya. Hal ini mendorong pihak PT. SAL 1 untuk melakukan kajian terhadap program CSR baik yang telah dilaksanakan maupun yang direncanakan pelaksanaannya untuk menjawab pertanyaan apakah proses pelaksanaan program sudah berjalan dengan baik serta apakah program memberikan hasil dan dampak positif bagi penerima program. Hasil kajian ini sangat diperlukan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan program CSR PT. SAL 1 di masa yang akan datang sehingga segala sumberdaya yang dialokasikan berdayaguna bagi penerima program.

Kegiatan studi dilaksanakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan melalui kerjasama PT. ASTRA Agro Lestari Tbk dengan Prakarsa Madani Intitut. Studi dilakukan di 6 (enam) kelompok orang rimba yaitu Kelompok Bepayung, Kelompok Aprizal, Kelompok Nangkus, Kelompok Nggrip, Kelompok Sikar, dan Kelompok Pak Jang dengan sasaran studi meliputi 2 aspek yaitu penilaian terhadap 10 program CSR PT. SAL 1 dan aspek yang berkenaan dengan kehidupan SAD yang dipandang relevan untuk perancangan rekomendasi dan arahan program. Studi dilakukan dengan metode survey dan menggunakan instrument berupa kuesioner untuk wawancara terstruktur dan wawancara mendalam dengan jumlah responden orang rimba yang diwawancarai sebanyak 120 responden ditambah informan sebanyak 12 orang yang diambil dari berbagai pihak terkait. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan upaya merumuskan rekomendasi dan arahan program dilandasi oleh analisis kondisi faktual, analisis kebutuhan, dan analisis masalah.

Secara umum hasil studi memperlihatkan bahwa program CSR PT. SAL 1 masih perlu perbaikan di tingkat proses pelaksanaan program dimana masih minimnya upaya pelibatan pihak penerima program baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program. Minimnya pelibatan partisipasi penerima program dalam proses pelaksanaan program memposisikan pihak perusahaan sebagai pihak yang dipandang memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan program. Dari segi hasil dan dampak program, hasil studi memperlihatkan bahwa seluruh program yang menjadi sasaran studi sudah memberikan hasil dan dampak positif terhadap penerima program. Kelemahannya dijumpai belum terarahnya hasil dan dampak program terhadap target-target perubahan yang ingin dicapai sebagai manifestasi dari keberadaan program.

Di sisi lain, hasil studi menemukan kecenderungan munculnya persepsi negatif SAD terhadap berbagai pihak yang menjadi obyek studi. Hal ini memperlihatkan bahwa seluruh aktivitas yang sifatnya mendorong terjadinya perubahan dalam kehidupan orang rimba dinilai tidak bermanfaat oleh SAD. Faktor penyebabnya adalah hampir seluruh aktivitas para pihak terhadap pemberdayaan orang rimba dinilai tidak memberikan perbaikan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan hidup orang rimba yang merupakan aspek penting yang diposisikan sebagai jaminan hidup. Secara faktual, temuan studi menunjukkan bahwa persoalan percepatan peningkatan level kebutuhan SAD yang berbanding terbalik terhadap aspek pengembangan sumber-sumber pendapatan merupakan situasi yang membangun SAD semakin sulit untuk bertahan hidup.

Berangkat dari berbagai fenomena dan kondisi faktual yang ditemukan sebagai hasil studi, maka rekomendasi dan arahan program sebagai alat untuk mengintervensi proses perubahan sosial SAD dirumuskan dengan muatan-muatan yang mencakup prinsip-prinsip dasar, target-target perubahan dan capaian, rumusana program yang mencakup jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, pola implementasi program, penguatan kapasitas pelaksana program, dan persiapan sosial penerima program. Mengingat kompleksnya sarana dan prasarana untuk mencapai sebuah bentuk perubahan sosial, maka sangat diyakini bahwa pihak perusahaan memiliki berbagai keterbatasan dalam melaksanaan serangkaian program yang direkomendasikan. Oleh sebab itu salah satu yang menjadi catatan penting dari rekomendasi studi adalah pentingnya dibangun kerjasama multipihak (bisa dalam bentuk konsorsium) yang memiliki tanggung jawab dan kepedulian terhadap pencapaian tujuan mendorong terjadinya perubahan sosial SAD, minimal SAD bisa hidup setara sebagaimana kehidupan masyarakat desa yang ada di sekitar mereka bermukim. Proses kerjasama multipihak ini juga penting untuk menghindari terjadinya tumpang-tindih program dan pemborosan pendanaan program dimana berbagai penghematan bisa dilakukan jika program dilakukan secara terintegrasi.