Pos

Pilar Ekonomi terbagi menjadi 2 bagian yaitu program peningkatan pendapatan dan program ketahanan pangan. Program peningkatan pendapatan digulirkan oleh perusahaan berdasarkan aspirasi dari warga Suku Anak Dalam sejak tahun 2008 dimulai dari pelatihan montir, budidaya ikan, beternak ayam, pennggemukan labi-labi, budidaya jahe hingga bertanam jernang.
• Program Ketrampilan Montir
Para pemuda dari warga Suku Anak Dalam berminat mengikuti pelatihan montir yang diselenggarakan oleh PT SAL-1 yang bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK), Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sarolangun. Pelatihan ini diselenggarakan pada tahun 2008 .
• Budidaya hortikultura
PT Sari Aditya Loka-1 mendirikan 4 kebun percontohan hortikultura di Rombong Nggrip, Nangkus, Bepayung dan Kelompok Nugrah mulai akhir tahun 2015. Program ini diinisiasi berdasarkan permintaan Suku Anak Dalam yang ingin memanfaatkan lahan yang terbengkalai. Komoditi yang ditanam bervariasi mulai dari kacang panjang, mentimun, kacang kedelai, jagung, kangkung dan cabai. Tujuan pendirian kebun percontohan ini adalah untuk mengenalkan dan menginspirasi Suku Anak Dalam untuk menanam hortikultura di lahan atau pekarangan mereka. Dengan adanya kebun percontohan ini, diharapkan warga rimba akan terinsipirasi untuk memanfaatkan lahan atau pekarangan mereka dengan menanam palawija. Dampak yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan pendapatan jangka pendek serta adanya perubahan pola meramu menjadi bercocok tanam dan dari kehidupan nomaden menjadi menetap. Keempat kebun percontohan ini difasilitasi oleh PT SAL-1 yang berperan dalam penyediaan bibit, pupuk, pengolahan lahan dan pestisida. Bibit yang disediakan juga bervariasi tergantung minat dari masing-masing rombong.
• Budaya Menabung
Kegiatan budaya menabung yang digagas PT Sari Aditya Loka-1 bertujuan untuk merangsang warga rimba agar menjadikan menabung menjadi kebiasaan. Ketika sudah menjadi kebiasaan maka mereka diharapkan akan memprioritaskan menyisihkan sebagian dari pendapatannya terlebih dahulu untuk ditabung daripada dikonsumsi. Peserta program diikuti oleh 65 orang dari setiap KK dari 6 sub rombong.
• Program Budidaya Jahe Gajah dan Jahe Merah
Usulan Program usaha budidaya jahe gajah dan jahe merah dikemukakan oleh Pak Tarib kepada PT SAL-1. Permintaan Pak Tarib direspon dengan pendirian 1 unit kebun percontohan di lahannya yang terletak di Kutai, Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun pada bulan Agustus 2016. Selain itu PT SAL-1 juga memberangkatkan 7 orang warga Rimbo ke lokasi pembudidayaan jahe organik di PT Sidomuncul Bergas Kab. Semarang untuk mengikuti kegiatan pelatihan budidaya jahe.
• Budidaya Ikan Lele
Program lele berawal dari ide Bapak Tarib yang menyampaikan kepada tim ekonomi mengenai minatnya terhadap budidaya lele. PT SAL memfasilitasi penyediaan kolam lele biofloks yang dilaksanakan di lokasi Pak Tarib dan Pak Nggrip dengan 10 kolam (masing-masing 5 kolam).
• Budidaya Ayam Kampung
Program ayam terbentuk diawali dengan perundingan antara PT SAL 1 dengan Kelompok Mette pada tanggal 18 November 2018 tentang bantuan program apa yang cocok dan diinginkan kelompoknya. Budidaya ayam ini dikelola oleh 1 Kelompok yang terdiri dari 5 orang.
• Budidaya Jernang
Program ini merupakan impelementasi kerja sama antara PT SAL-1 dengan Balai TNBD. Budidaya jernang merupakan salah satu program pengayaan TNBD yaitu Pengayaan Tanaman Jernang. Program ini diharapkan dapat memberikan hasil jangka Panjang dengan memanfaatkan Kawasan TNBD yang sudah menjadi rumah bagi mereka. Selain itu program ini juga bermanfaat untuk pengayaan taman nasional. Sistem yang diberikan dalam kegiatan ini adalah dengan penanaman bibit dewasa, pemberian insentif bagi SAD yang membibitkan dan menanam dan pembuatan lokasi percontohan. Implementasi program kerja sama ini mulai diwujudkan dalam kegiatan pelatihan budidaya jernang oleh 21 orang peserta pada tahun 2018. Setelah pelatihan dilaksanakan, para peserta mendapatkan bibit jernang masing-masing 20-25 pokok untuk ditanam di kawasan TNBD. Total jernang yang telah ditanam adalah sebanyak 520 batang.
• Penampungan labi-labi
PT SAL-1 menyediakan 3 unit kolam penampungan labi-labi yang telah dilaksanakan sejak bulan September 2018. Kolam ini berfungsi sebagai tempat pemeliharaan labi-labi yang diburu oleh OR sampai tahap siap dikonsumsi atau dijual kepada sesama OR. Sementara itu mereka mencari labi labi di sungai untuk dibesarkan di kolam tersebut. Program ini berasal dari usulan Suku Anak Dalam Sub Rombong Ninjo / Meriau. Hal ini dilatarbelakangi oleh kegemaran mereka dalam mengkonsumsi labi –labi yang diikuti oleh Meriau dan Nyerak dari Sub Rombong Ninjo / Meriau.
Hambatan umum yang sering dirasakan dalam program peningkatan pendapatan warga Suku Anak Dalam adalah sulitnya ketika mereka masih sering melangun dan pergi ke dalam hutan sehingga komoditi yang dipelihara tidak diurus. Di awal program, para peserta juga belum terbiasa merawatnya secara rutin sehingga perlu pendampingan yang lebih intensif.
Sementara itu program ketahanan pangan diwujudkan melalui 2 jenis yaitu program ketahanan jangka pendek dan program ketahanan pangan jangka panjang. Program jangka pendek dilaksanakan dalam bentuk pemberian beras dan bahan makanan sesuai dengan kebutuhan Suku Anak Dalam untuk memastikan kecukupan sumber makanan Suku Anak Dalam. Program ini digulirkan sesuai dengan fakta di lapangan bahwa OR belum mampu seluruhnya memenuhi kebutuhan pangan. Bantuan yang diberikan berupa beras dan paket bahan makanan yang terdiri dari mie instan, kopi bubuk, garam dan gula. Proses pendistribusian menggunakan kartu ketahanan pangan yang telah dibagikan kepada seluruh penerima program. Selama tahun 2019, Perusahaan telah mendistribusikan 44 ton beras dan 2700 paket bahan makanan kepada 301 keluarga yang mencakup 1.082 orang. Program ketahanan pangan jangka panjang diwujudkan dalam bentuk penyediaan lahan Suluh Rimbo. Program ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan lahan pertanian sebagai pusat kegiatan Suku Anak Dalam yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan ketahanan pangan dan pusat kegiatan OR meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam jangka panjang, ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, namun juga kemampuan warga Suku Anak Dalam untuk memproduksi dan mengelola bahan makanan mentah sehingga tidak muncul ketergantungan pangan. Saat ini Perusahaan telah mendirikan 2 unit kebun Suluh Rimbo di Rombong Sikar 0,3 Ha dan 1 unit yang lain seluas 2,04 Ha untuk 4 Rombong warga Suku Anak Dalam yang bermukim di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun yaitu Nggrip, Afrizal, Bepayung dan Nangkus. Komoditas utama yang ditanam yaitu umbi-umbian dan komoditas pendukung seperti cabe, jagung, kelapa, pinang dan nanas.