Pos

robe hiver vintage blouso carhartt femme kaki amazon aldi schnorchelmaske dětské goratexové boty superfit bazar adidas hardcourt high tops zone sæbedispenser nova chaussette equipe de france 2016 armani sandali donna nd na tyčový vysávač sencor 2v1 bicicletas carriwell jäger pullover jeans diyed saint laurent armband xbox 360 fat nike max zone com

reloj elgin oro 14k nd na tyčový vysávač sencor 2v1 logitech mx keys options lodgy csomagtér világítás nike lunar force 1 gold hittepomp vaatwasser siemens regalan samsung s10 en el hormiguero nike jogging enfant atletico madrid vans occhiali sole svart kappa dam hm tristar draadloos strijkijzer nike hyperlive shoes soutien gorge 105b pas cher dictaphone promo amazon bicicletas desuccus

MERANGIN, Meningkatnya penularan Covid-19 di Indonesia mengindikasikan potensi penularan masih terus berlangsung dengan sebaran wilayah yang semakin luas. Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FKPS-SAD) berinisiatif untuk mencegah meluasnya ancaman virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut ke wilayah Suku Anak Dalam (SAD) atau biasa yang dikenal dengan Orang Rimba. Oleh karena itu, FKPS-SAD atas dasar kesepakatan seluruh anggota forum, mengadakan Bakti Sosial sekaligus mengedukasi langkah pencegahan Covid-19 kepada sepuluh kelompok SAD .

“Saya berharap melalui warga SAD dapat memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19,” ujar Budi Setiawan, Ketua Yayasan Prakarsa Madani, selaku sekretariat Forum Kemitraan Pembangunan Sosial SAD di Kampung Adat Madani Kecamatan Air Hitam, Selasa, 10 November 2020.

Selama dua hari (10-11 November 2020), FPKS-SAD melakukan kegiatan yang ditujukan sebagai antisipasi dan membekali SAD dari ancaman infeksi Covid-19 di Kampung Adat Madani SAD Sarolangun dan Kantor Kecamatan Nalo Tantan Merangin. Diantaranya dengan memberikan penyuluhan pencegahan penyebaran Covid-19, pemeriksaan kesehatan, pembagian perlengkapan kesehatan serta pembagian bahan makanan untuk seluruh Kepala Keluarga yang telah menjadi anggota forum.

Forum tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku sesuai arahan Pemerintah. Oleh karena itu baik dari SAD maupun instansi hanya mengirimkan perwakilan saja. Namun demikian untuk agenda pendistribusian bahan makanan dan perlengkapan kesehatan (masker, vitamin, dll) tetap dibagikan ke seluruh KK yang telah menjadi anggota forum dan dilakukan di lokasi yang berbeda-beda untuk menghindari kerumunan yang besar. Total kegiatan bakti sosial ini dihadiri oleh 108 peserta selama 2 hari yang terdiri dari Pemkab, Balai TNBD, SKPD Kabupaten terkait, Pemerintah Kecamatan, Desa, Puskesmas, Polsek, LSM, Perusahaan, Perwakilan SAD dan Lembaga Adat.

Sedangkan pendistiribusian bahan makanan sendiri telah diberikan ke seluruh 447 KK di 9 Kelompok SAD Air Hitam dan Merangin yaitu Kelompok Nggrip, Nangkus, Afrizal, Bepayung, Melayau Tuo, Bebayang, Sikar, Pak Jang dan Ngepas.

Masyarakat SAD atau Orang Rimba sendiri memiliki kearifan lokal yang sangat menarik dalam kaitan upaya mereka menghadapi penyakit. Sebagai upaya pencegahan, secara turun temurun mereka menerapkan “besesadingon”. Aktivitas ini merupakan kebiasaan SAD dalam menghadapi suatu wabah dengan masuk ke hutan dalam jangka waktu tertentu sehingga penyebaran penyakit dapat dikendalikan. Meskipun aktivitas ini sudah mulai ditinggalkan oleh generasi sekarang, namun masih dijalankan oleh hampir seluruh SAD yang bermukim di dalam Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD)

“Pemkab Sarolangun mengucapkan terima kasih kepada FKPS SAD dan seluruh pihak yang telah mensoponsori kegiatan ini. Karena kita pahami penanganan covid ini perlu keterlibatan semua pihak. Jika tidak ada partisipasi dari seluruh pihak, pemerintah tidak mungkin mampu mengatasi masalah covid-19 ini,” ucap Chalidi, Staf Ahli Bupati Bidang SDM yang mewakili Bupati.

“Semua upaya ini tentunya perlu partisipasi dari seluruh pihak, oleh karena itu dalam kesempatan itu kembali diucapkan terima kasih dan diharapkan para peserta mampu mengikuti kegiatan ini secara sungguh-sungguh,” tegasnya.

Sejak terbentuknya Forum tahun 2019 hingga saat ini, Program Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam telah dilaksanakan oleh masing-masing anggota forum sesuai kapasitasnya masing-masing. Meskipun demikian, seluruh anggota forum  tetap berkomitmen untuk mendampingi masyarakat Suku Anak Dalam menjadi masyarakat yang mandiri dan sejahtera melalui   pemenuhan kebutuhan dasar SAD yaitu ruang penghidupan, pemukiman dan akses layanan (pendidikan dan kesehatan) berdasarkan kesepakatan yang telah dirumuskan pada agenda Workshop Forum Kemitraan Pembangunan Sosial SAD tanggal 17 Juni 2019. Melalui forum ini komunikasi dan sinergi perlahan-lahan mulai terbangun dengan baik antara masyarakat Suku Anak Dalam dengan pemerintah serta pihak berkepentingan lainnya. Adanya kegiatan bakti sosial di Kabupaten Sarolangun dan Merangin  dalam masa Pandemi ini, diharapkan semakin mempererat hubungan emosional di antara sesama anggota forum dimana Masyarakat Suku Anak Dalam terlibat juga sebagai salah satu anggota forum.bicicletas carriwell womens nike shox experience prise cpl 1000 amazon generador de iones y ozono vans occhiali sole ambijenta komode wanten voor fiets saint laurent armband chandail maillot de bain amazon blouso carhartt femme kaki champion waist bag uk bicicletas diamonfire gmt master 2 fat lady prise cpl 1000 amazon vans occhiali sole

Asisten 1 Bidang Pemerintahan Kab Merangin, Abdul Gani, menyatakan, “SAD ini adalah WNI sama dengan kita. Berarti mereka punya yang hak sama seperti WNI lainnya. Terutama hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Pemerintah adalah pihak yang yang bertanggung jawab. Karena pemerintah terlalu banyak  jangkauannya, melalui forum ini lah yang membantu memfasilitasi menyentuh sampai ke bawah.” (*)

 

baca juga : liputan awak media sosial di Kab. Sarolangun dan Kab. Merangin

https://liputan4.com/kolaborasi-cegah-covid-19-terhadap-suku-anak-dalam/

https://jambiekspres.co.id/read/2020/11/13/37917/fkpssad-berkolaborasi-cegah-covid19-terhadap-suku-anak-dalam/

 

 

Kegiatan Workshop Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Jambi dilaksanakan pada tanggal 16 – 18 Juni 2019 bertempat di V Hotel Jambi. Kegiatan workshop ini bertujuan untuk membahas dan menyepakati tiga agenda pokok yang merupakan pedoman dasar bagi Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi yang meliputi :

  1. Aturan Dasar Forum Kerjasama Multipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
  2. Tata Kerja Pelaksanaan Program Forum Kerjasama Miltipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
  3. Arahan Program Forum Kerjasama Miltipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.

Kegiatan workshop diawali dengan pemaparan materi dari lima keynote speaker yang dihadirkan, yaitu :

  1. Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dirjend Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia : Kebijakan Nasional Pembangunan Sosial Komunitas Adat Terpencil keynote speaker Dr. Harapan L. Gaol (Direktur).
  2. Direktorat Kawasan Konservasi Dirjend Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia : Kebijakan KLHK Dalam Mendukung Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Dua Belas keynote speaker Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum (Direktur).
  3. Pemerintah Kabupaten Merangin : Kebijakan dan Program Pembangunan Sosial Komunitas Adat Terpencil (SAD) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi keynote speaker Dr. Al Harris (Bupati).
  4. Dinas Sosial dan Pencatatan Sipil Provinsi Jambi : Program Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi keynote speaker Arif Munandar, SE, ME.
  5. Pemerintah Kabupaten Sarolangun : Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi keynote speaker Ir. Dedy Hendri, ME (Asisten II Bupati).

Kegiatan workshop dihadiri oleh berbagai unsur perwakilan yang terdiri dari Kementerian Sosial RI, Kementerian KLHK RI, Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas, Dinas Sosial Provinsi Jambi, Pemerintah dan SKPD Kabupaten Sarolangun dan Merangin, Pemerintah Kecamatan di Kabupaten Merangin dan Sarolangun, Pemerintah Desa, Lembaga Adat Kecamatan Air Hitam, Kepolisian Sektor Air Hitam, Pemerintah Desa, Perguruan Tinggi, Perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Organisasi Profesi secara keseluruhan berjumlah 86 peserta.

Hasil yang dicapai dalam kegiatan workshop antara lain :

  • Kesepakatan atas dokumen Aturan Dasar Forum Kerjasama Miltipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, dokumen Tata Kerja Pelaksanaan Program Forum Kerjasama Miltipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, dan dokumen Arahan Program Forum Kerjasama Miltipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
  • Peserta workshop juga melahirkan beberapa poin rekomendasi sebagai berikut :
  1. Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam dapat mempedomani rumusan-rumusan gagasan dihasilkan yang mencakup aturan dasar, tata kerja pelaksanaan program, dan arahan program sebagai gagasan bersama dari para pihak yang terlibat dalam perumusan dimaksud.
  2. Para pihak yang melaksanakan berbagai aktivitas wajib melakukan koordinasi dengan para pihak pemegang otiritas wilayah tempatan dan pengembaraan Suku Anak Dalam dan meminta kepada para pihak pemegang otoritas wilayah untuk melakukan penertiban terhadap kegiatan yang mengatasnakamakan pembangunan sosial Suku Anak Dalam yang tidak mempoleh izin.
  3. Menunjuk Prakarsa Madani Institute sebagai penyelenggara kesekretariatan Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam dan memberikan mandat untuk mengembangkan keterlibatan para pihak yang mencakup wilayah Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten lainnya dalam wilayah Provinsi Jambi yang juga menjadi wilayah tempatan dan pengembaraan Suku Anak Dalam.
  4. Mendorong proses pengintegrasian para pihak di tingkat bawah yang memiliki potensi dalam mendukung pelaksanaan program yang meliputi kepala desa sekitar kawasan TNBD, temenggung, jenang, pangkal waris, dan ujung waris dalam wadah yang terorganisir.

\

Kegiatan Sarasehan Jakarta dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019 bertempat di Hotel Santika Jakarta. Sarasehan ini merupakan langkah untuk membangun kerjasama para pihak dalam melakukan pembangunan sosial Orang Rimba. Para pihak yang hadir dalam sarasehan tersebut antara lain :

  1. Perwakilan Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dirjend Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia.
  2. Perwakilan Direktorat Kawasan Konservasi Dirjend Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
  3. Perwakilan Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas Provinsi Jambi.
  4. Perwakilan Dinas Sosial dan Pencatatan Sipil Provinsi Jambi.
  5. Perwakilan Pemerintah Kabupaten Saroilangun Provinsi jambi.
  6. Perwakilan Pemerintah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
  7. Perwakilan PT. Sari Aditya Loka 1.
  8. Perwakilan PT. Sinar Mas Agro Resorces dan Technology
  9. Perwakilan SSS PUNDI Sumatera Jambi
  10. Perwakilan Prakarsa Madani Institute Jambi

Kegiatan Sarasehan dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh unsur perwakilan untuk mempersentasekan materi terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan sosial Orang Rimba. Adapun pokok-pokok Materi yang disampaikan masing-masung unsur perwakilan dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Prakarsa Madani Institut : Menggagas Pola Intervensi Perubahan Sosial Orang Rimba di Provinsi Jambi dengan nara sumber Idris Sardi, SP, M.Si (Koordinator Tim Riset).
  2. Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Dirjend Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia : Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dengan nara sumber Dr. Harapan L. Gaol (Direktur).
  3. Direktorat Kawasan Konservasi Dirjend Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia : Penataan Ruang Konservasi dan Komunitas Adat dengan nara sumber Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum (Direktur).
  4. Balai Taman Nasional Bukit Dua Belas Provinsi Jambi : Kebijakan Pengelolaan Taman Nasional Bukit Dua Belas Untuk Penghidupan Orang Rimba dengan nara sumber Haidir, S.Hut, M.Si (Kepala).
  5. Pemerintah Kabupaten Saroilangun Provinsi Jambi : Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi dengan nara sumber Ir. Dedy Henry (Asisten II Bupati).
  6. Pemerintah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi : Kebijakan dan Program Pembangunan Sosial Komunitas Adat Terpencil (SAD) di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dengan nara sumber Dr. Agus Zainuddin (Ketua BAPPEDA).
  7. Sari Aditya Loka 1 : Program Pemberdayaan Orang Rimba dan Program CSR PT. Sari Aditya Loka 1 dengan nara sumber M. Hadi Sugeng (Presiden Direktur) dan Joko Subagyo (Divisi CSR).
  8. Sinar Mas Agro Resorces dan Technology : Program CSR dan Resolusi Konflik PT. Sinar Mas Group dengan nara sumber Aditya Rahman (Divisi CSR) dan Yuli Rahma (Divisi CSR).
  9. SSS PUNDI Sumatera Jambi : Program Sudung – Strategi Mendukung Kehidupan Suku Anak Dalam di Jalur Lintas Tengah Sumatera dengan nara sumber M. Sutono (Direktur).

Salah satu poin kesepakatan penting yang dibangun dalam kegiatan sarasehan Jakarta adalah penggunaan istilah ”Suku Anak Dalam” yang mengikuti nomenklatur yang telah ditetapkan. Hasil penting dari kegiatan sarasehan Jakarta adalah ditandatanganinya Piagam Kesepakatan pembentukan Forum Kerjasama Miltipihak Pembangun Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.