Penulis: Heri S / Editor : Oky W
Provinsi jambi terdapat beragam suku dan kearifan local serta adat budaya yang berbeda-beda di setiap daerahnya tidak ketinggalan Suku anak dalam sebagai masyarakat adat yang berada di provinsi jambi dimana mereka memiliki kearifan local dan adat budaya nya sendiri salah satunya yaitu budaya mengkhusukan salah satu komoditi buah hasil hutan yang secara khusus merupakan hak dari perempuan suku anak dalam atau dalam Bahasa suku anak dalam disebut Walax Betina dimana buah tersebut Bernama Cempunek , Bekil atau Tuka’on buah ini tumbuh didalam taman nasional bukit duabelas (TNBD) yang memang merupakan tempat hidup dari suku anak dalam.
Buah Cempunek, bekil atau Tuka’on ini memiliki rasa seperti kelapa tua dan sedikit terasa berlemak namun jika buah ini dimanakan dengan keadaan telah matang maka rasanya sangat manis, buah ini biasa dimakan oleh perempuan dari suku anak dalam sebagai camilan diwaktu santai Bersama keluarga. Untuk batang dari buah ini berdiameter 50-100 cm dengan tinggi pohon dapat mencapai 15 m. cara suku anak dalam untuk mengambil buah tersebut bervariasi ada yang menggunakan cara memanjat pohon yang berada di seblah pohon buah tersebut untuk menggapai buahnya, adapula yang memanjat dengan memanjat akar-akaran pohon yang membelit pohon buah tersebut bahkan adapula dengan cara yang destruktif yaitu menumbang pohon buah tersebut dengan beliung maupun gergaji mesin.
Dengan cara panen yang destruktif seperti itu dikhawatirkan pada masa mendatang buah Cempunek ini dapat terancam keberadaanya didalam Kawasan, hal ini sudah harus menjadi perhatian bagi pihak-pihak yang terkait dengan melakukan pembinaan dan sosialisasi terkait kegiatan pemanenan yang destruktif tersebut. Apabila pohon buah tersebut habis dikarenakan cara panen yang tidak baik tersebut maka hilang pula lah kearifan local yang ada di suku anak dalam dimana buah yang menjadi hak dari perempuan suku anak dalam tidak dapat lagi di rasakan oleh generasi selanjutnya.